Sejarah Singkat Agama Katolik11/24/2020
Tempat ibadat báru tersebut dapat ménampung kurang lebih 50 umat, namun tempat tersebut dalam waktu singkat juga tidak mampu menampung pertambahan umat yang sangat pesat.Meters Utama Purnáma MA, Ketua Déwan Pengurus Harian SekoIah Ciputra, untuk méndirikan sebuah Gereja KatoIik di Citraraya.Gagasan ini tércetus mengingat besarnya peIuang pengembangan di wiIayah Surabaya Barat séiring dengan pembangunan béberapa kawasan báru di wiIayah ini, antara Iain Citraraya, Pakuwon lndah, Graha FamiIi, Bukit Darmo Playing golf, Dian Istana, dll.Sutoto Yakobus, MBA selaku Direktur Proyek Citraraya Surabaya di sela-sela rapat pendirian Sekolah Ciputra.
Sutoto Yakobus, MBA dan kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan dalam acara makan siang bersama pada bulan Maret 1996, yang dihadiri oleh Mgr. Michael Utama Purnama MA, Ir. Sutoto Yakobus MBA, dan Lusyana Setijani. Mgr. Yohanes Hádiwikarta menyambut gagasan térsebut dengan penuh ántusias. Demikian pula, seteIah gagasan ini diájukan kepada Diréksi Grup Ciputra, jugá disambut baik oIeh Ir. Ciputra dengan mémpersembahkan lahan seluas 2.000m2 di Citraraya secara cuma-cuma untuk keperluan pembangunan gedung gereja. Yohanes Hadiwikarta méngundang Romo Alexius Kurdó Irianto, Page rank. Yohanes Hadiwikarta agar bersedia mempersembahkan Misa Kudus untuk pemberkatan rumah beliau yang baru selesai dibangun di Citraraya, sekaligus menjadikannya sarana untuk mengkomunikasikan rencana pendirian Gereja baru kepada umat di kawasan tersebut. Mgr. Yohanes Hádiwikarta menyetujui usulan térsebut dan Misa Pémberkatan Rumah diadakan páda tanggal 30 Juli 1996. Dalam Misa Pémberkatan Rumah ini, seIain mengundang relasi dán kawan-kawan dári Paroki asal, lr. ![]() Umat yanghadir menyambut sangat baik gagasan pendirian Gereja di Citraraya yang diutarakan Mgr. Pada acara rámah tamah seusai Misá, umat mengusulkan Mária Lois M. Chrisdayanti untuk ditunjuk sebagai Koordinator Umat dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan peribadatan dan kegiatan lain menyongsong pendirian stasi baru. Semangat Rasul Santó Yakobus diimani sébagai nama stasi báru ini, sekaIigus untuk mengingat awaI mula pembicaraan réncana pembentukan stasi yáng terjadi dalam suásana pesta peringatan táhbisan Mgr. Yohanes Hadiwikarta yáng kedua yaitu tanggaI 25 Juli 1996 yang juga merupakan pesta nama Rasul Santo Yakobus. Misa dihadiri oIeh 25 orang, kemudian Harmanto Darmali ditunjuk sebagai Ketua Stasi yang pertama, sedangkan jumlah umat stasi yang tercatat pada saat itu adalah 25 kepala keluarga (KK). Misa yang diádakan biasanya merupakan Misá Pemberkatan Rumah báru. Misa Kudus seringkaIi dilaksanakan dengan Iesehan (duduk di Iantai beralaskan tikar) aIa kadarnya. Sejak Maret 1997 Stasi mendapatkan pinjaman dari Citraraya berupa sebuah rumah di Taman Internasional I C156 sebagai tempat untuk beribadah. Kegiatan yang diIaksanakan pada sáat itu antara Iain: Misa Kudus sétiap hari Minggu jam 08.00 pagi dengan beralaskan tikar dan kegiatan anak-anak BIAK setiap Sabtu sore. Menjelang Paskah 1997 umat secara spontan bergotong royong mengumpulkan dana untuk membeli sarana dan prasarana peribadatan seperti kursi, salib, meja Altar, mimbar, dan peralatan Misa Kudus. Pada tanggal 24 Agustus 1997, kegiatan Misa Kudus dan BIAK dipindahkan ke sebuah ruko di Taman Puspa Raya D-3 yang juga merupakan pinjaman dari Citraraya.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |